Text
Totem & taboo
Totem & Taboo merupakan buku yang berisi esai-esai Sigmund Freud yang menampilkan usaha awalnya untuk menerapkan sudut pandang dan hasil-hasil psikoanalisis terhadap persoalan-persoalan psikologi bangsa-bangsa (Psikologi Rasial) yang tak terjelaskan. Sigmund Freud berusaha menemukan makna asli totemisme melalui jejak-jejaknya yang ia lihat pada anak-anak, yaitu melalui indikasi-indikasi yang muncul kembali dalam perkembangan anak-anak. Hubungan erat antara totem dan tabu adalah arah penelitian hipotesis-hipotesisnya. Meskipun yang agak mustahi, tidak ada alasan untuk menilai kemungkinan bahwa kesimpulan Sigmund Freud relatif dekat dengan kenyataan (di masa lalu) yang sangat sulit direkonstruksi. Freud sangat tertarik dengan ide-ide dasar tentang evolusi manusia baik secara biologis, sosial maupun intelektual. Untuk menjelaskan agama, Freud tertarik untuk menganalisis Totem dan Tabu sebab religi ini menggambarkan jelas adanya ambivalensi antara perasaan senang dan benci. Ia menggunakan teori Oedipus Kompleks untuk menjelaskan asal usul munculnya sistem kepercayaan Totem dan Tabu ini. Di kehidupan awal pra-manusia, sekelompok nenek moyang manusia hidup bersama. Beberapa anak laki-laki yang merasakan dorongan seksual terhadap ibunya, namun takut dan bersikap hormat terhadap ayahnya. Karena sudah tidak mampu lagi membendung ambivalensi emosi ini, akhirnya mereka bersama-sama membunuh ayah mereka dan memakan dagingnya. Dan mengambil alih posisi ayah mereka sebagai suami ibunya sendiri. Pada awalnya mereka merasa senang dan bebas, namun setelah itu muncul rasa bersalah. Karena ingin mengembalikan sang ayah kemudian mereka menemukan pengganti ayah dalam binatang totem dan simbol-simbol. Mereka lantas menyembahnya dan bersumpah bahwa orang tua adalah tabu sehingga pantang membunuh totem-totem. Kemudian berkembang menjadi larangan untuk membunuh apapun. Jadi, kata Freud ini merupkan aturan moral pertama yang mengatur umat manusia. Tabu yang kedua adalah larangan incest. Karena rasa bersalah telah merebut istri ayah sendiri. Namun larangan pembunuhan totem, ternyata dalam saat tertentu dilanggar. Binatang totem diburu kemudian dibunuh pada saat upacara ritual. Upacara tersebut sebagai wujud cinta mereka kepada sang ayah dan â jauh di alam bawah sadar â mereka menyimpan perasaan berlawanan, karena ritual itu adalah perbuatan balas dendam yakni kepada ayah mereka berupa pembunuhan dan kanibalisme. Jamuan suci Kristen merekonstruksi dan merujuk kejahatan asli manusia. Dalam upacara tersebut, daging dan darah Kristus dimakan untuk mengenang kembali penyaliban dan kematian-Nya sebagai akibat hukuman atas dosa pembunuh pertama. Upacara ini kemudian berubah menjadi upacara persembahan kurban. Intinya, untuk mengetahui asal-usul agama, dapat diketahui dari Oedipus Kompleks, dalam emosi-emosi yang ambivalen yang membawa mereka kepada kejahatan besar pertama (membunuh ayah mereka), dan kemudian menjadikan ayah sebagai Tuhan dan berjanji menahan hasrat seksual sebagai bentuk bakti kepadanya. Sedangkan dalam larangan tabu incest kita dapat melihat moralitas dan kontrak sosial paling awal. Buku ini diakui secara luas menjadi salah satu karya budaya Freud terbesar, ketika Totem dan Taboo pertama kali diterbitkan pada tahun 1913, buku ini menyebabkan kemarahan. Apapun perasaan Freud tentang psikoanalisis, teori Freud telah mempengaruhi setiap aspek kehidupan modern, dari film dan sastra hingga kedokteran dan seni.
75675 | 150.195 2 FRE t | Perpustakaan Filosofia (1) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain